Selasa, 29 Oktober 2013

Sebuah Perenungan

بسم الله الرحمن الرحيم
Pada nisan seorang shalih, ada tertulis syair seperti ini, -bagus sekali untuk sebagai perenungan bagi kita yang masih hidup-., disinyalir syair berikut di bawah ini sering juga dia (pemilik nisan) dendangkan saat masih hidup.

yuk, simak

أيّها النّــاس كان لي أمــــــل :: قصربي عن بلوغه الأجل
فلــيـتّـق اللّــه ربّـــه رجــــلٌ :: أمكـنه في حــياته العــمل
ماأنا وحدي نقلتُ حيث تروا :: كل إلـــى مثــله سينــتـقل

<<>>

Wahai sekalian manusia, (dulu) aku pun punyai angan-angan (yang sama seperti kebanyakan orang) :: Namun itu semua terbatas saat manakala ajal pun telah menjemput

Kamis, 24 Oktober 2013

Kisah-kisah Teladan Untuk Sebuah Perenungan

Bismillahir-Rahmanir-Rahiem

Dulu, tersebutlah sebuah kisah menarik terkait tentang keunikan (baca “Khoriqul’Adah”. red) yang telah di tampakkan oleh Syekh Sayid Abd.Qodier al-Jaelani bersama santrinya, dimana suatu hari di kisahkan : Ada seorang ibu (wali santri. red) hendak mengunjungi putranya yang kebetulan tengah menimba ilmu di sebuah pesantren milik Syekh Sayid Abd.Qodier al-Jaelani -semoga Allah mensucikannya- hingga datanglah si ibu tadi ke pesantren si Syekh, dan di temuinya putranya tersebut tengah asiknya memakan sebuah roti ala kadarnya yang cuma berlumur garam sebagai penyedap rasa, sementara di sudut ruang yang lain, si ibu tadi juga melihat pemandangan yang begitu kontras dari pemandangan yang pertama, yakni dilihatnya seorang Syekh yang tengah duduk santai di sebuah kursi yang juga dengan lahapnya tengah menikmati sebuah hidangan roti, lengkap dengan panggang ayam di tangannya, lalu tiba-tiba si ibu menegur Syekh dengan suaranya yang agak tinggi, “WAHAI SYEKH, ENAK NIAN TUAN INI YANG MENIKMATI HIDANGAN ROTI DENGAN PANGGANGAN AYAMNYA, SEMENTARA ANAK SAYA CUMA MANYANTAP ROTI PANGGANG, HANYA BERLUMUR GARAM !!”.,

Kamis, 19 September 2013

Siapa sebenarnya IBLIS itu ?.

 Bismillahir-Rahmaanir-Rahiem

Ada dua versi pandangan Ulama tentang siapa itu IBLIS


Versi pertama

 Bahwa iblis itu termasuk MALAIKAT, pandangan ini antara lain oleh Ibnu Abbas, Ibnu Mas`ud, Sa`ied bin Al-Musayyab. Pendapat ini yg kemudian dipilih oleh Syekh Maufiquddin, Syekh Abu Hasan Al-Asy`arie, dan para Imam Malikiyah & Ibnu Jarier Ath-Thobary..

Al-Baghowie berkata : inilah pendapat mayoritas ulama tafsir (jumhur al-mufassir), pendapat ini semata-mata didasarkan kepada FirmanNya yg menyerukan Malaikat utk berSujud kpd Adam

" وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوْا لآدَمَ فَسَجَدُوْا إِلاَّ إِبْلِيْسَ ..." (البقرة 34) 

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali Iblis ; ... (QS Al-Baqoroh 34). intahaa

Rabu, 18 September 2013

Spirit Dzouq dalam Perspektif Tasawuf

 بسم الله الرحمن الرحيم
Ketika belum ada KERINDUAN kepada Sang Pencipta. Ibadah kita pun akan terasa hambar. Maka yang terjadi, tak secuilpun dalam ibadah itu terselinap getaran/gelombang resonansi DZOUQ mengiringi hatinya, padahal RINDU itu tiada akan ada OBATnya kecuali berjumpa dengang yang dirindui (sebuah nama akan kekasih hatinya).

Sementara, Allah SWT (Sang Pencipta maya pada) Dialah yang teramat sangat pencemburu, Dia tidak mau DATANG, Dia takkan mau HADIR, bahkan Dia makin menJAUH dari kita, tetapi Dia dengan ke"SETIA"aNya senantiasa menunggu, menunggu dan menunggu akan siapa pun yang merinduiNya.

ANDAI SAJA -ADA SEBAGIAN DARI KITA- YANG TELAH BISA SINGKIRKAN NAMA-NAMA LAIN SELAIN NAMA-NYA. Karena jujur saja, FAKTANYA SERING KALI KITA SELINGKUHI DIA DAN MENDUAKAN-NYA DENGAN CINTA-CINTA YANG LAIN.

مدى شوق ربك لك, فهل أنت تشتاق إليه مثلما يشتاق إليك

 

Dia, selalu saja ada RINDU buatmu , .
Lalu, adakah KAU juga RINDU buatNya ?.

Sabtu, 03 Agustus 2013

"Laelatul-Qodr" = Malam ke 27 Ramadhan. Benarkah ?.

by Hamba Allah

Malam al-Qodar (Laelatul-Qodar) memang benar adanya, keberadaannya telah banyak di singgung dalam literatur keislaman yang sesuai dengan petunjuk al-Quran, al-Hadits dan Atsarus-Shohabiy, juga telah di buktikan oleh ijtihad para ulama

Tentang malam kemulian ini, setidaknya bisa kita telisik lebih jauh tanda-tandanya dengan tiga pendekatan sebagai berikut

Pertama, berdasarkan al-Quran
lihat surah al-Qodar, maka akan kita dapati berikut ini

a). firman Allah swt berupa “WAMA ADROOKA” jelas ini merupakan indikasi yang nyata bagi kita betapa mungkinnya malam al-Qodar itu bisa kita dapati secara nyata, seandainya shighot dalam firman-Nya berbunyi “WAMA YUDRIIKA” maka niscaya malam al-Qodar itu merupakan sesuatu yang ghaib, tak kasat mata dan rimbanya pun tidak bisa kita temukan

Jumat, 19 Juli 2013

Nasyied Ramadhan.

by Hamba Allah

Ramadhan, kini kau benar-benar hadir (dalam dekapanku) :: 

sungguh mulia hari-harimu dengan berbagai ritual dan nikmat didalamnya.

Kau lah Ramadhan ,. Ramadhan ,. ya Ramadhan !!.

Kelimpahan Ilmu dan iman selalu memancar di dalamnya :: 
hingga nyata semua wujud dan meratalah kebajikan itu bak hembusan angin

Engkaukah bulan itu ?, ataukah itu mimpi ?, bagi siapa pun yang hendak bertaubat :: 
niscaya kan temukan impian itu bak meraih bintang -di ufuk sana-

Rabu, 10 Juli 2013

أذكار الصباح

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
الله لا إلَهَ إلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ الْعَظِيْمُ

بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ * الله الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ... (×3)

بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِنْ شَرٍّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ * وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ... (×3)

أذكار المساء

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
الله لا إلَهَ إلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالاَرْضَ وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ الْعَظِيْمُ

بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ هُوَ الله أَحَدٌ * الله الصَّمَدُ * لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ... (×3)

بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِنْ شَرٍّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ * وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ... (×3)

Jumat, 28 Juni 2013

Melirik Tafsir Alternatif pada Ayat 15 Surah ar-Ra'du (Tafsir bid-Diroyah)

by Billahi Abdy AbduHu


أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ
صدق الله العظيم


Maksudnya : "Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari". (QS. Ar-Ra`du 15).

Kata "Man" sebagai yang di tunjuk dalam ayat di atas, juga pada ayat-ayat lainnya dalam al-Quran, biasanya di gunakan untuk menunjuk kepada makhluq Tuhan yang berakal, ini artinya "MAN" dalam ayat itu menunjuk kepada tiga makhluq Tuhan ; manusia, jin dan malaikat, yang bila ditinjau dari struktur kejadian dan penciptaannya ketiganya jelas terlihat berbeda satu sama lain.

Mari Belajar berLogika.

by Abiel Mikdad Ngali Khaidar

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiem

Seringkali kita temukan atau kita dengar cerita tentang perilaku atau ucapan ulama sufi yang jika di pandang secara sekilas seakan-akan hal itu bertentangan dengan syariat, sehingga banyak juga di antara mereka yang tidak hati hati dan sembrono dalam masalah adab dan tatakrama kepada ulama dengan lantang dan beraninya memvonis ”bahwa ulama tadi telah sesat dan keluar dari jalur syariat”,. Astaghfirullah al`Adziem waNa`udzu billahi minDzaik, padahal hakikat untuk memahami dan mengkaji hal semacam ini sangatlah sederhana, logikanya begini : kita semua sepakat bahwa nash syariat yaitu Al qur'an dan hadits merupakan bahan baku pokok agama. Semua tau soal itu, titik.

Cuma dalam memahaminya itu tergantung dari ketajaman menganalisa dan bersihnya hati, bahkan maqom seseorang itu berpengaruh. sehingga ada yang memahami nash qur'an secara tekstual, ini yang pertama, yang kedua ada yang sudah memahami dan menyelami makna yang lebih dalam, yang ketiga malah ada yang lebih dalam lagi. Sehingga timbullah beraneka ragam tafsiran ulama sampai di muat dalam berpuluh puluh jilid kitab. Padahal bahannya satu yaitu Al-Qur'an dan hadits.