Sabtu, 04 Mei 2013

Yusuf dan Zulaekho - Sebuah legenda, nyata atau justru fiksi ?.


By فباك بالله (Fabaks).

Bismillahir-Rahmanir-Rahiem.

Pernah baca tentang siapa sosok istri Nabiyullah Yusuf As ?!, yang konon ianya diasumsikan sebagai Siti Zulaikho seperti yang kita dengar dari banyak kalangan selama ini ?!. Ouh, ternyata bukan, kelak -dari istri ini- akan berketurunan Afrayim dan Maysa / Manissa (satu ibu), juga Rahmah (dari ibu yang lain dan kelak ianya menjadi istri Nabiyullah Ayyub As).

Istri Nabiullah "Yusuf As" ternyata bernama "Asinat binti Kabusies" dimasa dinasti ke-4 Ikhnatoon (Quthfier/Ithfier versi ahlul-Kitab) sebagaimana juga diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq, Ats-Tsa`laby dan Ibnul-Atsier dalam buku-buka sejarahnya, dan dari Afrayim beranak Nun, dari Nun memiliki putra Nabiullah Yusya, dan dari keturunan ini kelak Nabiullah Musa As lahir ..

ومن المرجح ان يكون اسم اسينات هو مجموعة اسماء وليس اسم

ف اسينات : هو الأسم الفرعوني لـ( اسيا بنت مزاحم) زوجة نبى الله يوسف عليه الصلاة والسلام- (أسينات بنت كابوسيس) : زوجة النبي يوسف حيث تزوّجها عندما كان عزيزاً لمصر في عهد الملك أخناتون (أمنحوتب الرابع)، وكان يوسف وقتها يعمل على إنقاذ مصر من المجاعة والقحط ويدعو الناس لعبادة الله الواحد بدل عبادة الأوثان والإله أمون، وأسينات هي ابنة كابوسيس كاهن الموحدين وكبير معبد الإله الواحد، وقد خطبها الملك أخناتون وزوجته نفرتيتي ليوسف فتزوجها وأنجب منها مَنِسّا وأفرايم



(Term Bible).

Muncul pertanyaan,. masa ia sih, benarkah itu ?.

Wallahu A`lamu Bish-Showaab. paling tidak, kita harus menyikapinya begini,
Pertama, bahwa kisah ini (tentang drama panjang Yusuf dan Siti Zulaikho) tidak satupun kita dapati pada referensi-referensi islam -bicara referensi islam maka harus merujuk pada kenyataan Qur`an dan Hadits-,. Dan faktanya ternyata dalam al-Quran sendiri, Allah swt tidak ada menjelaskan secara detail dan eksplisit bahwa "Nabiullah Yusuf" pernah menikahi "Zulaekho", disana hanya disebutkan "Imroatul`Aziez" sebagai wanita misterius penggoda Yusuf hingga kemudian dia berani berselingkuh terhadap suaminya sendiri -seorang pejabat agung yang terhormat, yakni al-Malik al`Aziez.

Kedua, kita juga harus melihat fakta riwayat hadits-hadits sahih, pun bahwa dalam disiplin ilmu ini, Nabi SAW tidak pernah menyinggung satu hadits sahih pun yang mengungkap kebenaran soal itu, bahwa "Nabiullah Yusuf As" menikah dengan "Siti Zulaekho".

Lalu faktanya kita juga mendapati banyak sekali keterangan dalam tafsir-tafsir quran, bahwa di sana ada disebutkan penjelasan seperti yang kita dengar tentang itu (yakni tentang pasangan misterius Yusuf dan Zulaekho), tidak kurang dari banyak sekali tafsir menyitir soal itu, antara lain tafsirnya Imam ath-Thobary, tafsir Ibnu Abi Hatim (kedua tafsir ini termasuk yang tertua), kemudian diikuti tafsir-tafsir generasi di bawahnya, tafsir As-Suyuthi, al-Qurthubi hingga tafsir Imam Ibnu Katsier, juga dalam tafsir al-Kabier ar-Razie, yang kesemuanya merujuk pada hikayat-hikayat sajian para pakar sejarah seperti Ibnu Ishaq, ats-Tsa`laby, al-Halaby dan Ibnul`Atsier, mereka inilah yang diakui sebagai ahlus-Saeir wat-Tariekh/pakar sejarah, yang ujung-ujungnya bertumpu kepada rumor yang berkembang di kalangan pembesar-pembesar ahlul-kitab, yang pada alur sanadnya keseluruhan riwayat itu ditemukan nama-nama sprt al-Jabaiy dan Wahb bin Munabbah, kedua nama inilah yang di sinyalir sebagai perawi dusta (rijalur-kidzb) yang periwayatannya di nilai munkar, tidak bisa di terima (Term mustalah).

Lalu, kita -sebagai muslim- harus bagaimana menyikapi kisah itu ?, bukanya itu sudah lazim dikalangan masyarakat muslim.

Ada tiga sikap Rasulullah SAW menyangkut ketika kita (umat Islam) diperhadapkan dengan kisah-kisah Israiliyyat, antara lain : ,,

1). Sikap Empati Nabi saw, ini terbukti dari riwayat "Asbabul-Wurud" sesaat sebelum disyari`atkannya puasa `Asyura dan Tasu`a (tanggal 9 dan 10 bulan Muharram), di sini Rasulullah saw berdialog langsung dengan salah seorang Yahudi yang saat itu tengah puasa `Asyura, lalu Yahudi itu menjawab "begini dan begitu" terkait dengan kisah-kisah zaman dulu menyangkut Nabiullah Musa As, lalu Nabi bersabda "Kalau begitu ANA AHAQQU MINKUM LI-AKHINA MUSA" => "Aku jelas lebih berhak dari kamu terhadap Akhina Musa", lalu sejak itu Nabi saw mensyari`atkan / memberlakukan puasa sunnah `Asyura kepada segenap ummatnya, dan demi untuk membedakan tradisi mereka dengan syari`ah islam, maka Nabi pun mensyari`atkan pula puasa tgl 9-nya (puasa Tasu`a) tanggal 9 bulan Muharram.
Hadist sahih riwayat Bukhari,. silahkan cek sendiri,. Hehe

2), Sikap sebaliknya, sikap antipati Nabi saw terhadap mereka (ahlul-kitab), ini terbukti dari saat Sayidina `Umar RA prnah menerima sepucuk tulisan dari ahlul kitab lalu dibawanya surat itu dan membacanya dihadapan Rasulullah saw, lalu tahukan anda apa sikap Nabi saw, Beliau SAW marah seraya berkata pda `Umar, "Apa anda juga percaya terhadap mereka ya-Ibnal-Khotthob ?!", (ini sikap Nabi SAW yang tidak suka pemberitaan dari mereka ahlul kitab).
Hadits Riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang baik dan sahih.

3). Sikap biasa saja, ini terbukti dari sikap Beliau saw yang menyatakan : "Sampaikan dariku walau satu ayat, dan sampaikan dari mereka (ahlul-kitab) tapi jangan mengatasnamakan aku (kata Nabi)", artinya disni kita pun boleh saja meriwayatkan kisah-kisah Israiliyat asal jangan membawa-bawa nama Rasulullah saw. dan katanya lagi "LAa TUSHODDIQUUHUM WALA TUKADZ-DZIBUUHUM" = "Jangan langsung kalian benarkan terhadap pemberitaan mereka, jangan pula kau dustakan, tetapi berkatalah "AaMANNA BILLAHI WAMA UNZILA ILAIKA , ILAHUNA WAILAHUKUM, WANAHNU LAHU MUSLIMUN" => "Kami percaya terhadap Allah dan apa yang diturunkanNya pdamu (Muhammad), yaitu Tuhan kami dan Tuhan kalian yang sama, sedang kami termasuk orang-orang yang berserah diri".
Hadits sahih riwayat Bukhari.

Nah lo, trus bagaimana jika ada seseorang dari ummat islam yang mendoakan pengantin dengan doa-doa seperti halnya begini : "ALLOHUMMA ALLAFTA BAINAHUMA KAMA ALLAFTA BAINA YUSUF WAZULAEKHO", apa harus ya Kang, saya (Hubab Fariz) aminkan doa itu sebagai sikap empati kita terhadap kisah-kisah yang belum jelas ?

Tentang adanya fakta dilapangan bahwa ternyata banyak sekali masyarakat muslim yang memakai doa itu, -oya, karena hal ini sebelumnya memang telah dibahas oleh "Forum Ilmiyyah Ulama" se-Tegalgubug (FIU)-, lalu dari sana, FIU merekomendasikan, itu pun jika masih memaksakan penggunaan doa-doa seperti halnya begitu, sebaiknya kita ummat islam mencukupkannya dengan semisal = "ALLOHUMMA ALLAFTA BAINAHUMA KAMA ALLAFTA BAINA YUSUF WAZAUJATIHI, tidak dengan "BAENA YUSUF WA-ZULAEKHO", yang demikian ini rasa-rasanya jauh lebih bijak ketimbang menyebutkan langsung nama istri Nabiullah Yusuf As secara eksplisit (yang konon) St Zulaikho sebagaimana yang sudah lazim dikalangan banyak orang yang ternyata periwayatannya dinilai dhaif (lemah) dan munkar, bukan terambil dari sumber-sumber islam yang valid. (demikian rekomendasi FIU)., yupz., hehe.

Kalau tidak salah saya (Waib Wong) rasa-rasanya pernah juga upload setatus yang mirip-mirip ini lho Kang, kemudian dikau (Kang Fabaks) pun turut memberikan koment dengan bahwa ternyata ada penjelasan dan referensi yang menguatkan bahwa Yusuf kemudian menikahi Zulaekho, bahkan Kang Fabaks munyertakan i`tibarnya segala jeh ... itu klo gak salah ... mohon konfirmasiny !

ia, dulu saya menyitir i`tibarnya dari tafsir Ibnu Katsier, begini kalau tidak salah

ـ [قال] (اي زيادة في التورة) العوفي، عن ابن عباس : وكان اسمه قطفير

وقال محمد بن إسحاق : اسمه إطفير (2) بن روحيب، وهو العزيز، وكان على خزائن مصر، وكان الملك يومئذ الريَّان بن الوليد، رجل من العماليق قال: واسم امرأته راعيل بنت رعائيل.
وقال غيره : اسمها زليخا

dan ternyata lagi-lagi hikayat seperti itu terambil dari rumor yang berkembang di kalangan ahlul-kitab, itu pun hanya rumor, bukan yang tertulis dari al-kitab (Injil/Taurath), bahkan sama sekali tidak berumber dari riwayat-riwayat islam yang valid, coba perhatikan teks penafsiran Ibnu Katsier tersebut.

Teks yang saya sitir dalam setatus diatas itu juga saya mengadopsinya dari versi Bible modern saat ini -lihat pada at-Takwien versi Bible kejadian baru-, begitulah hikayat-hikayat itu di sajikan oleh para pakar sejarah antara lain seperti Ibnu Ishaq juga Ibnul Atsier dalam al-Kamil at-Tariekh dimana Ibnu Katsier juga menyitirnya dari sana, nah nantinya -setelah di adakan penelitian tentang tinjauan riwayat/kritik sanad istilahnya- hikayat seperti itu bertumpu kepada salah seorang perawi yang bernama al-Jabaiy (salah seorang nama perawi dusta), atau kalau nggak kepada Wahb bin Munabbah yang sudah tidak asing lagi di kalangan ahli hadits bahwa nama yang terakhir inilah ialah perawi secara spesifik sebagai pembawa riwayat-riwayat Israiliyat.

lalu tentang kisah Israiliyat menyangkut Nabi Yusuf As dan Siti Zulaikho ini saya pribadi juga telah tasliem akhirnya setelah FIU (Forum Ilmiyah Ulama) se-Tegalgubug membahas hal tersebut, yah walaupun ada beberapa saja -anggota FIU- yang tampaknya belum benar-benar taslim sepenuhnya.

jadi, gimana nih, saya (Niswa Lazu) qok tambah bingung, yang benar yang mana yah ?,. hehe.

iya, begini lho Sist ,. seperti yang kita temui di banyak sumber tafsir-tafsir quran bahwa ianya (Nabiullah Yusuf As) menikahi Zulaikho itu pas setelah al-Malik al`Aziez meninggal, lalu konon -masih menurut hikayat itu-, Zulaikho kembali muda (kembali perawan) dengan izin Allah swt, terus di nikahi Nabiullah Yusuf As,. ya kan ?!,. begitulah versi rumor yang berkebang di kalangan pembesar-pembesar ahlul-Kitab yang banyak disitir oleh para Mufassir zaman dulu baik tafsir-tafsir tertua seperti "Tafsir ath-Thobari" dan "Tafsir Ibnu Abi Hatim" (abad 3 hijriyah), maupun tafsir-tafsir di abad-abad pertengahan islam (abad 6 - 7 hijriyah) seperti "Tafsir Ibnu Katsier" dan "Tafsir al=Kabier Ar-Razie", dan lain-lain.

lalu, cobalah kita baca yang ini

وقد خطبها (أي أسينات بنت كابوسيس) الملِكُ أخناتون وزوجتُه نفرتيتي ليوسف فتزوّجها وأنجب منها مَنِسّا وأفرايم

padahal pernikahan Yussuf As itu jauh sebelum al-Malik al-Aziez maninggal, yakni masih hidup, si pejabat ini (al-Wazier, sebutan lain dari al-Malik al`Aziez yang dalam versi Bible di sebut sebagai Dinasti ke-4 Ikhnatoon dan istrinya = "Nafritity") menikahkan / meminangkan Yusuf dengan seorang wanita bernama "Asinat binti Kabusies" (begitulah term Bible).

Hadza, wAllahu A`lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan kesan dan pesan yg baik lagi bijak.