Dizaman sekarang ini banyak sekali orang yang sadar akan pentingnya Ilmu Pengetahuan dalam meningkatkan harkat dan martabat kehidupan manusia, sehingga berbagai usaha, upaya dan bahkan harta, mereka persiapkan untuk meraih Ilmu Pengetahuan.
Namun ada sesuatu yang mulai dilupakan dan bahkan ditinggalkan oleh para pencari Ilmu (Pelajar) yaitu bagaimana seharusnya etika orang mencari Ilmu, untuk apa ilmu itu diperoleh dan kepada siapa ia belajar ilmu tersebut dengan cara bagaimana ilmu itu harus diperoleh dan bagaimana bersahabat kepada sesama Pelajar.
Kewajiban mencari ilmu seperti yang dicanangkan agama Islam melalui sabda Rosululloh SAW :
طلب العلم فرريضة على كل مسلم ومسلمة
“Mencari Ilmu itu wajib bagi orang Islam Laki-laki maupun Perempuan”.
Dewasa ini tidak lagi ada diskriminasi mencari Ilmu antara orang Laki-laki dan Perempuan, semua mempunyai kesempatan yang sama didalam belajar dan memperoleh Ilmu. Ilmu yang menjadi perhatian manusia dewasa ini hanya Ilmu yang berkaitan dengan kehidupan didunia semata, dan mengabaikan ilmu yang dapat menuntun manusia kedalam kehidupan yang Haqiqi (Ilmu Hal) yang menjadi kebutuhan utama jarang mendapat perhatian khusus, kalau ada hanya di Pesantren-pesantren itupun sudah mulai berkurang.
” أ فضل العلم عـلم الحال وأ فضل العمل حفـظ الحال”
Orang Islam juga wajib mengetahui tingkah dan perilaku hati, seperti : Tawakkal (Pasrah), Inabah (kembali kepada Alloh), Khosyyah (takut kepada Alloh). Karena Hati merupakan tolak ukur kemulyaan Manusia yang juga tidak dapat lepas dari ilmu manusia tersebut.
وعلم أدم الاسماء كلها. ثم عرضهم على الملائكة فقال أمبئونى بأسماء هؤلاء ان كنتم صادقين. قالوا سبحانك لاعلم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم الحكيم
Kemulyaan Manusia dibanding dengan Malaikat adalah Ilmu, karena ilmu itu sebagai wasilah menuju Taqwa yang dapat membawa kemulyaan dihadapan Alloh dan kebahagiaan yang abadi.
تعلم قا ن العـلم زين لاهـــله :: وفضل وعـنوان لكل المحا مـــد
وكن مستفيدا كل يـوم زيــادة :: من العلم واسبح فى بحور الفوائد
Seorang ahli Ilmu Fiqih Agama dan Ia menjaga Ilmunya dengan hati-hati (melaksanakan kewajiban meninggalkan larangan) itu lebih ditakuti oleh Syetan dibanding seribu orang yang bodoh ahli ibadah. Untuk meningkatkan kwalitas keilmuan manusia, ia juga harus belajar dan memahami Ilmu akhlaq, agar manusia dapat memilih antara yang baik dan yang jelek, serta yang bermanfaat untuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan kesan dan pesan yg baik lagi bijak.