@ Hari ini tadi, saat aku online chat, banyak sahabat bertanya kepadaku tentang kabar yang katanya sedang menghebohkan di tanah air, yaitu kasus TKW yang baru saja dipancung di Saudi Arabia, dan apa komentarku soal ini.
@ aku hanya bengong, sebab memang dari dalam Saudi sendiri tidak terdengar apa-apa. Bermacam-macam surat kabar yang aku baca tidak memberitakan hal ini, atau memang aku yang kelewatan ya?
@ aku dengar kabar juga dari teman-teman bahwa pihak KBRI baru tahu sehari setelah pemancungan dan setelah TKW tadi dikuburkan, dan masih menunggu giliran sekitar 23 pesakitan untuk dihukum pancung.
@ fenomena gunung es, itu yang terlintas di benakku saat mendengar kabar ini. Sebab ternyata permasalahan juga begitu kompleks, sampai membingungkan jika dipelajari detailnya dan saat riset langsung di lapangan. Yang salah ini si TKW, apa majikan, dan yang benar ini si TKW, apa majikan?
@ bisa jadi, TKW yang terpancung barusan, adalah korban kedzaliman dua kali. Pertama, dia mengalami intimidasi dari majikannya, atau mungkin dilecehkan, dan akhirnya membela diri dengan membunuh majikannya. Yang berusaha kurang ajar.
@ sejenak, jika dari sudut fiqih, yang dilakukan TKW tadi dengan membela diri sebab tersudut, adalah daf'us so-il, caranya benar. Tapi hukum akan berbeda lagi saat dia membunuhnya karena dendam.
@ apapun, yang pasti aku yakin TKW tadi, kalah di pengadilan sebab kendala bahasa. Keluarga majikan mudah saja bilang bahwa pembantu ini membunuh keluarganya, sementara sang TKW malang tadi (andai benar) sulit mengutarakan pembelaannya sebab bahasa arab yang amburadul.
@ sering aku bilang, bahwa kebodohan telah merajalela, bahkan di Arab. Jangan dikira orang Arab (karena bicaranya Arab) terus semuanya pintar dan mengerti agama. Teramat banyak orang bodoh di sana, baca al-Qur'an tidak bisa (padahal Arab), dan perangainya beringas luar biasa. Dan pada saat yang sama pula moral runtuh total dari orang-orang jenis ini.
@ anggapan bodoh sebagian orang Arab sendiri bahwa pembantu adalah milkul yamin (budak) yang bisa digagahi kapan saja.
@ fenomena tenaga kerja Indonesia sendiri. Jangan mengira bahwa semuanya yang kerja di sana itu orang indonesia yang lugu-lugu. Aku tidak bisa menggambarkan seperti apa rusaknya pergaulan sesama tenaga kerja di penampungan-penampungan. Rahasia yang sangat umum sekali.
@ hal yang sangat tampak sekali justru pada saat pelaksanaan ibadah Haji, terlebih kala mabit di mina. Bagaimana tingkah para tenaga kerja kita. Yang pasti membuat malu bangsa sendiri.
@ banyak juga terdapat pembantu rumah tangga, dalam kesehariannya menggunakan pakaian yang mengundang libido majikan atau anak-anak majikannya. Dandan yang menor. Dan seterusnya? Anda sudah bisa memberi penilaian apa yang terjadi jika kucing diberi ikan asin. Terlebih tuan rumah yang imannya setipis rambut.
@ KBRI di Saudi Arabia, kesehariannya pusing dengan keruwetan-keruwetan yang dilakukan warga negaranya sendiri di tanah orang. Hanya bisa bingung dan akhirnya malas mengurus. Atau diurus tapi seperti ogah-ogahan. Capek.
@ banyak orang Indonesia, dengan sangat lugu, menganggap bahwa semua orang Arab itu baik. Mengganggap bahwa orang yang berserban itu sangat ahli agama (padahal kuli di sana juga berserban). Rasa besarnya baik sangka yang mengharukan dari sebagian bangsa kita terhadap orang-orang Arab tadi ternyata sering kali menjadi bumerang.
@ atau, TKW yang sangat lugu tadi mengiranya orang Arab, menjalin hubungan dan sebagainya, tetapi ternyata orang Bangladesh, Pakistan, Afganistan, yang sering dikira oleh orang-orang kita sebagai orang Arab (hanya gara-gara tampangnya berewokan).
@ orang Arab sendiri, jika kejam, na'udzubillah luar biasa, mulutnya sering kali terlempar sumpah serapah, hal yang sangat tidak biasa bagi budaya bangsa kita.
@ yang aku herankan, kenapa kejadian ini kerap terjadi di Arab Saudi saja? Sementara TKI/TKW di negara Arab yang lain (semisal Qatar, Uni Emirat, Yordania, Kuwait, Bahrain) bahkan tenang-tenang saja dan semakin makmur.
@ aku sangat setuju sekali usulan pemberhentian tenaga kerja wanita ke saudi arabia. Untuk menghentikan segala kemungkinan keburukan dari dua belah pihak. Sebab di manapun tempatnya, jika setannya yang menang, semua sama saja.
@ alhasil, menanggapi hal ini, yang terpenting adalah jangan memukul rata. Sebab ini adalah masalah personal, harus dilihat perkasus. Tidak lantas semua orang Arab itu jahat dan kejam, yang baik juga banyak, dan jika baik, malaikat pun kalah. Begitu juga tidak semua tenaga kerja wanita kita sopan dan santun, sebab yang tingkahnya seperti pelacur juga tidak sedikit. Fenomena yang harus diakui, meski ada yang marah dengan pernyataan ini.
@ masalah semakin runyam sebab tabiat umum bangsa kita adalah mudah terprovokasi, suka gegabah menanggapi berita dan ujung-ujungnya begitu emosional tanpa sebelumnya lebih dulu tahu apa duduk masalah sebenarnya. Main menyalahkan ini itu, padahal kadang-kadang yang salah juga dari pihak kita sendiri.
@ kesadaran selalu saja datang terlambat.
@ pada akhirnya, entah, bingung sendiri melihat kehidupan yang semakin hari semakin aneh ini. Semoga Allah Melindungi kita dan keluarga kita semuanya, amiiin...
@ yang pasti, tatanan moral, semakin rusak... Itu saja penutup catatan ini. Dan aku berharap pemerintah mengambil kebijakan akhir, menutup pengiriman Tenaga kerja WANITA ke SAUDI ARABIA.
yang salah Ruyati, kontrak kerja 2 tahun tapi baru 16 bulan minta dipulangkan... tapi Ruyati adalah seorang perempuan dan seorang Ibu, dia memiliki anak, apakah sekejam itu ?
BalasHapushehe ,.
Hapussampean ngikuti terus ya Bro (update) beritanya ??
bagus lah !!.
salam ukhuwah... :)
BalasHapustukar link yuk??? :D
Salam balik
Hapusmatur swun mas "kunjungan"nya ,. yupz.
salam
BalasHapusSetiap apa yang kita pilih,
Setiap apa yang kita lakukan,semua ada konsekuensinya.tidak ada yang berharap seperti ini.
tapi saya yakin ini kehendak illahi....dan banyak hikmah yang kita liat dari peristiwa ini.salah satunya suatu kebijakan pemerintah secara tegas "@ aku sangat setuju sekali usulan pemberhentian tenaga kerja wanita ke saudi arabia. Untuk menghentikan segala kemungkinan keburukan dari dua belah pihak."
dan semoga ini bisa jadi pelajaran untuk TKI di seluruh pelosok dunia.
wa`Alaykum Salam
Hapuscuma masalahnya tdk sesederhana itu Ang
,. alias sangat kompleks ,.
so, tunggu aja kebijakan pemerintah soal itu,. hehe.