"Ahli Hadits" apa "Ahli Hadats" ?.
Suatu hari dikampung sebelah, ada seorang yang polos berkata, "Eh tau gak, kalau Malaikat itu faham lho ama bahasa Sunda".
Tiba-tiba, seorang Ahli Hadits (dalam tanda kutip) berkata, "Kata siapa itu ?"
"Kata pak Kiyai" Orang polos tu menjawab dengan polosnya
Sang Ahli pun mulai keluarkan jurus dengan berfatwa, "Jangan pernah percaya sakan sebuah perkataan
sebelum ada dalil yang jelas dari hadits-hadits yang shahih yang menjelaskan soal itu".
Orang polos pun Bertanya, "Emang bahwa Malaikat bisa bahasa Sunda itu gak ada Hadisnya ?!"
Sang Ahli menjawab, "Yah, memang tidak ada dalil / Hadisnya", kemudian lanjutnya "Jadi, jelaslah bahwa itu hanya perkataan dusta, bid'ah yang diada-adakan".
Orang polos pun senang dengan hujah itu, lalu buru-buru dia berkata "Kalau begitu Aku mau Ghibah pake bahasa Sunda aja dech". "Kan gak dosa lho ya, gimana Malaikat mau mencatat, lah wong mereka kan gak ngerti bahasa Sunda" kilahnya dengan semangat membara (^_^)
Sang Ahli pun akhirnya kikuk dibuatnya, dan kebingungan sendiri, abis dia mau bilang apa lagi untuk melarang agar orang itu (orang polos) terhindar dari berghibah yang nota benehnya jelas-jelas dosa.
<<>>
itulah akibat orang jahil yang merasa dirinya seorang ahli hadis, sedikit-sedikit nuntut hadis, dan hobinya menelan hadis mentah-mentah, akhirnya dia membuat fatwa-fatwa bid'ah untuk masyarakat, yang membuat dirinya hanya sekedar menjadi seorang ahli hadas bukan ahli hadis ^_^ hehe. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan kesan dan pesan yg baik lagi bijak.