Kamis, 17 Maret 2011

Fasal I : Tentang "Hakikat ilmu, Fiqh & Kelebihannya" (Bag. 1).

By Fabaks


Rasulullah saw bersabda : "Menuntut ilmu (Belajar) itu kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah"
.
Ketahuilah, bahwasannya ketetapan wajib belajar (untuk segala cabang ilmu) itu tidaklah bagi setiap muslim. Hanyasannya ketetapan (menuntut ilmu) bagi seorang muslim -dalam konteks ini- ialah ilmu-ilmu terapan (Ilmu al-Hal). Ini sebagaimana sabda Nabi saw : "Sebaik-baik ilmu (yang harus dipelajari) ialah ilmu terapan. Dan sebaik-baik perbuatan ialah memeliharanya (praktis. red)". Sedangkan ketetapan bagi seorang muslim ialah menuntut ilmu terkait dengan pokok-pokok persoalan yang tengah dihadapi dalam pada mana ia harus berusaha mengetahui dan memahami pokok ilmu dimaksud.

Maka, sebenarnya ketatapan itulah yang menjadi dasar kewajiban bagi seorang muslim. Sholat misalnya, adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim, karenanya menjadi kewajiban baginyalah untuk mengerti dan memahami tentang hal apa saja terkait dengan pelaksanaan sholat, memahami fardhu dan rukun sholat dan sebagainya. Apa-apa yang seharusnya diketahui tentang pelaksanaan sholat juga menjadi kewajibannya (untuk dipelajari). Karena segala sesuatu yang bisa mengantarkan tegaknya suatu kewajiban maka memahami suatu tersebut juga terhukum wajib. Dan segala sesuatu yang bisa mengantarkan tegaknya suatu keharusan maka memahami suatu tersebut juga menjadi keharusan (baginya).


Demikian juga tentang puasa, zakat -hanya jika bagi seorang muslim telah memiliki harta-, juga haji -jika baginya telah ada kemampuan untuk itu-. Demikianlah seterusnya, tentang ilmu-ilmu lain, tentang ilmu perdagangan atau perniagaan misalnya, ini juga menjadi wajib dipelajari jika apabila ia telah sedang mengahadapi perdagangan.

Suatu hari, Imam Muhammad bin Al-Hasan (semoga Allah swt merahmati beliau) ditanya, tentang : "Mengapa ia tidak menyusun satu kitab tentang zuhud saja ?!". ("Zuhud = hal meninggalkan kesenangan dalam kehidupan demi melihat akhirat semata-mata". red). Beliau menjawab : "Sesungguhnya saya telah menyusun kitab perniagaan ini"., namun yang beliau maksudkan ialah sebenarnya : "Seorang yang layak disebut zahid ialah seorang yang berhati-hati dan menjaga diri dari segala hal syubhat dan yang dibenci (al-Makruhah) dalam sistem perniagaan itu sendiri".

Demikian juga dalam segala aktivitas dan sendi kehidupan. Siapa pun yang dirinya tersibukkan dengan berbagai aktivitas -apapun itu bentuknya- maka keharusan baginya ialah menjaga diri dari ketergelinciran kehal-hal terlarang (dan karena itu waspadalah dan berhati-hatilah).

Begitupun yang menyangkut perihal hati dan jiwa, ketetapan bagi seorang muslim dalam kaitan ini ialah menjaga diri agar senantiasa berserah diri kepada Allah swt (at-Tawakkal), selalu kembali kepada Allah swt (al-Inabah), selalu takut kepadaNya (al-Khosyyah), juga rela -dari segala keputusanNya- (ar-Ridlo). Demikian itulah yang harus selalu ada disegala sendi kehidupan.

Ketinggian dan kemuliaan ilmu tidaklah samar bagi setiap individu manusia, ilmu inilah yang memang secara khusus hanya ada pada diri manusia, karena segala prilaku manusia (segala tabiat disetiap sendi kehidupannya) jika tidak didasari dengan ilmu maka sesunguhnya tabiat-tabiat manusia tersebut sama halnya dengan tabiat yang dimiliki binatang : sebagaimana sifat berani dan keberanian, juga kemampuan dan keberanian, kekuatan, sifat murah hati dan kedermawanan, sifat kasih sayang dan empati, dan lain-lain, itu semua harus dibarengi dengan ilmu.

Yang dengannya Allah swt menampakkan suatu kelebihan bagi Adam AS ketimbang para malaikatNya, hingga Allah swt menyerukan mereka untuk bersujud kepada Adam AS.

Hanyasannya kemuliaan ilmu dengan segala bentuknya itu ialah sebagai suatu yang mampu menghantarkan pemiliknya (wasilah) menuju kebaikan dan taqwa dimana kebaikan dan ketaqwaan ini seharusnya dimiliki oleh setiap orang yang memiliki kehormatan disisi Tuhannya, juga untuk menuju kebahagiaan dan keabadian, sebagaimana hal ini pernah dikutip oleh Imam Muhammad bin Al-Hasan -semoga Allah swt merahmati beliau- dalam syair-syair berikut :

*. Tuntutlah ilmu, sungguh dalam ilmu itu ada penghias indah bagi pemiliknya <> ada kelebihan dan ketinggian nilai/tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji.

*. Maka jadilah sebagai pribadi yang senantiasa berusaha memahami disetiap saat <> sebagai upaya diri untuk peningkatan ilmu. Karenanya, hendaklah ia mengarungi luasnya samudera ilmu.

*. Tuntutlah ilmu Fiqh, karena sesungguhnya ilmu Fiqh itu ialah sebaik-baik panglima/pemimpin <> untuk menuju kebaikan dan ketaqwaan dan selurus-lurusnya tujuan dan cita-cita.

*. Adalah ilmu yang senantiasa memberikan pedoman / arah menuju Tuhan <> ia adalah benteng yang siap menyelamatkan (pemiliknya) dari segala macam gangguan dan marah bahaya.

*. Karena sungguhnya satu orang Faqih saja (seorang yang benar-benar memahami ilmu fiqh) yang tawarru` (yang berhati-hati dan menjaga diri akan setiap hal terlarang dengan menjauhi diri dari padanya) <> itu dianggap masih lebih berat bagi kalangan syeithon ketimbang (menggoda) seribu ahli ibadah.


>>>>>>>>>>>>>>>>>>

فصل
فى ماهية العلم، والفقه، وفضله

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: 
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

اعلم, بأنه لايفترض على كل مسلم، طلب كل علم وإنما يفترض عليه طلب علم الحال كما قال: وأفضل العلم علم الحال، وأفضل العمل حفظ الحال ويفترض على المسلم طلب ما يقع له فى حاله، فى أى حال كان ، فإنه لابد له من الصلاة فيفترض عليه علم ما يقع له فى صلاته بقدر ما يؤدى به فرض الصلاة، ويجب عليه بقدر ما يؤدى به الواجب، لأن ما يتوسل به إلى إقامة الفرض يكون فرضا، وما يتوسل به إلى إقامة الواجب يكون واجبا

وكذا فى الصوم، والزكاة، إن كان له مال، والحج إن وجب عليه.
وكذا فى البيوع إن كان يتجر

قيل لمحمد بن الحسن ، رحمة الله عليه: لما لاتصنف كتابا فى الزهد؟
قال: قد صنفت كتابا فى البيوع، يعنى: الزاهد من يحترز عن الشبهات والمكروهات فى التجارات.

وكذلك فى سائر المعاملات والحرف، وكل من اشتغل بشيئ منها يفترض عليه علم التحرز عن الحرام فيه.

وكذلك يفترض عليه علم أحوال القلب من التوكل والإنابة والخشية والرضى، فإنه واقع فى جميع الأحوال.

وشرف العلم لايخفى على أحد إذ هو المختص بالإنسانية لأن جميع الخصال سوى العلم، يشترك فيها الإنسان وسائر الحيوانات: كالشجاعة والجراءة والقوة والجود والشفقة وغيرها سوى العلم.

وبه أظهر الله تعالى فضل آدم عليه السلام على الملائكة، وأمرهم بالسجود له.

وإنما شرف العلم بكونه وسيلة الى البر والتقوى، الذى يستحق بها المرء الكرامة عند الله، والسعادة والأبدية، كما قيل لمحمد بن الحسن رحمة الله عليهما شعرا:

تعلم فإن العلم زين لأهله <> وفضل وعنوان لكل محامـد

وكن مستفيدا كل يوم زيادة <> من العلم واسبح فى بحور الفوائد

تفقه فإن الفقه أفضل قائد <> الى البر والتقوى وأعدل قاصد

هو العلم الهادى الى سنن الهدى <> هو الحصن ينجى من جميع الشدائد

فـإن فقيها واحدا متورعا <> أشد على الشـيطان من ألف عابد

4 komentar:

  1. suwun pisan Ang Goni, dah setia berkunjung.

    Oya, iki oli terjemahane qt dwek Ang sing kitab Ta`leem, maklum lah pulane bahasae gah ribet pisan angel dipahamie -krn keterbatasan kosa kata-., ya mbuh lah msh blajaran nerjemah Ang., hehe.

    BalasHapus
  2. http://islam-dina.blogspot.com/

    BalasHapus

Berikan kesan dan pesan yg baik lagi bijak.